Kamis, 08 Januari 2009

MEGA TIPS MENGGAPAI REZEKI

Hidup bahagia, banyak harta, adalah sesuatu yang diimpikan kebanyakan manusia. Tak jarang mereka rela berkorban untuk meraih semua itu. Semua cara mereka tempuh, mulai dari kerja keras sampai praktek kemusyrikan seperti pesugihan dilakoni, yang tak jarang hal itu justru menjerumuskan diri dan keluarganya. Padahal Allah dan Rasul-Nya telah memberikan cara-cara agar bagaimana kita dimudahkan rizkinya oleh Allah. Berikut adalah resep-resep yang diterangkan oleh Allah dan Rasul-Nya dalam Al Qur’an dan sunnah.

1. Berbuat baik kepada orang-orang miskin

Nabi yang mulia Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa para hamba itu ditolong dan diberi rizki disebabkan oleh orang-orang yang lemah di antara mereka. Karena itu, siapa yang ingin ditolong Allah dan diberi rizki olehNya maka hendaknya ia memuliakan orang-orang lemah dan berbuat baik kepada mereka. Dalam sebuah hadits diceritakan, bahwasanya Sa’ad Radhiyallahu ‘anhu merasa dirinya memiliki kelebihan daripada orang lain. Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Bukankah kalian ditolong dan diberi rizki lantaran orang-orang lemah di antara kalian?” (H.R Bukhori)

Nabi yang mulia, Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menjelaskan bahwa keridhaannya Shallallahu ‘alaihi wa sallam dapat diperoleh dengan berbuat baik kepada orang-orang miskin. Dan barangsiapa berusaha mendapatkan keridhaan kekasih Yang Maha Memberi rizki dan Maha Memiliki kekuatan dan keperkasaan, Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan berbuat baik kepada orang-orang miskin, niscaya Tuhannya akan menolongnya dari para musuh serta akan memberi rizki.

2. Berinfaq di jalan Allah

Ada beberapa nash dalam Al-Qur’anul karim dan Al-Hadits Asy-Syarif yang menunjukkan bahwa orang yang berinfaq di jalan Allah akan diganti oleh Allah di dunia. Disamping, tentunya apa yang disediakan oleh Allah baginya dari pahala yang besar di akhirat.

Allah berfirman : “Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rizki yang sebaik-baiknya” [Saba’ : 39]

Dalam menafsirkan ayat di atas, Al-Hafizh Ibnu katsir berkata : “Betapapun sedikit apa yang kamu infakkan dari apa yang diperintahkan Allah kepadamu dan apa yang diperbolehkanNya, niscaya Dia akan menggantinya untukmu di dunia, dan di akhirat engkau akan diberi pahala dan ganjaran, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits ..”

Maka, barangsiapa berinfak berarti dia telah memenuhi syarat untuk mendapatkan ganti. Sebaliknya, siapa yang tidak berinfak maka hartanya akan lenyap dan dia tidak berhak mendapatkan ganti. Hartanya akan hilang tanpa diganti, artinya lenyap begitu saja.

Sesungguhnya harta kita semuanya pasti akan binasa, karena semua itu adalah pinjaman dari Allah. Dan menafkahkan kepada keluarga dan anak-anak adalah berarti memberi pinjaman. Semuanya itu berada dalam jaminan kuat, yaitu Allah Yang Maha Tinggi. Allah berfirman : “Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan maka Dia pasti menggantinya”. Dan sungguh janji Allah adalah sesuatu yang tegas, yakin, pasti dan tidak ada keraguan untuk diwujudkannya.

3. Bertawakkal kepada Allah Yang Maha Esa

Tawakal menurut Imam Al Ghazali adalah penyandaran hati hanya kepada wakil (yang ditawakkali) semata. Adalah janji Allah dan Rasul-Nya, bahwa barang siapa yang bertawakal kepada-Nya, niscaya Allah akan memberinya rizki, Rasulullah bersabda :”Sungguh, seandainya kalian bertawakkal kepada Allah sebenar-benar tawakkal, niscaya kalian akan diberi rizki sebagaimana rizki burung-burung. Mereka berangkat pagi-pagi dalam keadaan lapar, dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang" (H.R Ahmad, At Tirmidzi, Ibnu Majah)

Dalam hadits yang mulia ini, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang berbicara dengan wahyu menjelaskan, orang yang bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, niscaya dia akan diberi rizki. Betapa tidak demikian, karena dia telah bertawakkal kepada Dzat Yang Mahahidup, Yang tidak pernah mati. Karena itu, barangsiapa bertawakkal kepadaNya, niscaya Allah akan mencukupinya. Serta Allah akan memberikan rizki kepadanya dari arah yang tidak disangka-sangka.

Tawakkal Tidak Berarti Meninggalkan Usaha

Sebagian orang mungkin ada yang berkata :"Jika orang yang bertawakkal kepada Allah itu akan diberi rizki, maka kenapa kita harus lelah, berusaha dan mencari penghidupan. Bukankah kita cukup duduk-duduk dan bermalas-malasan, lalu rizki kita datang dari langit ?"

Perkataan itu sungguh menunjukkan kebodohan orang yang mengucapkannya tentang hakikat tawakkal. Nabi kita yang mulia telah menyerupakan orang yang bertawakkal dan diberi rizki itu dengan burung yang pergi di pagi hari untuk mencari rizki dan pulang pada sore hari, padahal burung itu tidak memiliki sandaran apapun, baik perdagangan, pertanian, pabrik atau pekerjaan tertentu. Ia keluar berbekal tawakkal kepada Allah Yang Mahaesa dan Yang kepadanya tempat bergantung. Para sahabat juga berdagang dan bekerja dengan pohon kurmanya, padahal sungguh mereka adalah generasi yang paling bertawakal kepada Allah.

Ketahuilah sesungguhnya tawakkal itu letaknya di dalam hati. Dan sungguh setiap muslim wajib berpayah-payah, bersungguh-sungguh dan berusaha untuk mendapatkan penghidupan. Hanya saja ia tidak boleh menyandarkan diri pada kelelahan, kerja keras dan usahanya, tetapi ia harus meyakini bahwa segala urusan adalah milik Allah, dan bahwa rizki itu hanyalah dari Dia semata.

4. Istighfar (memohon ampun) dan taubat kepada Allah

Sebagian besar orang menyangka bahwa istighfar dan taubat hanyalah cukup dengan lisan semata. Tanpa kalimat-kalimat tersebut membekas di dalam hati, juga tidak berpengaruh dalam perbuatan anggota badan. Sesungguhnya istighfar dan taubat jenis ini adalah perbuatan orang-orang dusta.

Imam An-Nawawi menjelaskan makna taubat yang sesungguhnya : "Para ulama berkata, 'Bertaubat dari setiap dosa hukumnya adalah wajib. Jika maksiat (dosa) itu antara hamba dengan Allah, yang tidak ada sangkut pautnya dengan hak manusia maka syaratnya ada tiga. Pertama, hendaknya ia menjauhi maksiat tersebut. Kedua, ia harus menyesali perbuatan (maksiat)nya. Ketiga, ia harus berkeinginan untuk tidak mengulanginya lagi. Jika salah satunya hilang, maka taubatnya tidak sah.

Jika taubatnya itu berkaitan dengan hak manusia maka syaratnya ada empat. Ketiga syarat di atas dan Keempat, hendaknya ia membebaskan diri (memenuhi) hak orang tersebut. Jika berbentuk harta benda atau sejenisnya maka ia harus mengembalikannya. Jika berupa had (hukuman) tuduhan atau sejenisnya maka ia harus memberinya kesempatan untuk membalasnya atau meminta ma'af kepadanya. Jika berupa ghibah (menggunjing), maka ia harus meminta maaf" [Riyadhus Shalihin, hal. 41-42]

Adapun istighfar adalah memohon ampun kepada Allah atas segala dosa yang telah kita perbuat. Istighfar tidak hanya sekadar diucapkan dengan lisan, tapi juga harus dengan hati dan diamalkan dengan perbuatan nyata.

Maka, sungguh janji Allah bagi siapa saja yang bertaubat kepada Allah, meminta ampun kepadaNya dan senantiasa menta'atiNya, niscaya Ia akan membanyakkan rizki, menurunkan air hujan serta keberkahan dari langit, mengeluarkan berkah dari bumi, menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, membanyakan harta dan anak-anak, dan sebagainya.

5. Silaturrahim

Allah Subhanahu wa Ta'ala menjadikan silaturrahim termasuk di antara sebab kelapangan rizki. Rasulullah pernah bersabda : “Siapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya) maka hendaklah ia menyambung (tali) silaturrahim" . (H.R Bukhori)

Dalam hadits yang mulia diatas, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan bahwa silaturrahim membuahkan dua hal, kelapangan rizki dan bertambahnya usia. Ini adalah tawaran terbuka yang disampaikan oleh mahluk Allah yang paling benar dan jujur, yang berbicara berdasarkan wahyu, Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam. Maka barangsiapa menginginkan dua buah di atas hendaknya ia menaburkan benihnya, yaitu silaturrahim.

Demikian besarnya pengaruh silaturrahim dalam berkembangnya harta dan benda dan menjauhkan kemiskinan, sampai-sampai ahli maksiat pun, disebabkan oleh silaturrahim, harta mereka bisa berkembang, semakin banyak jumlahnya dan mereka jauh dari kefakiran, karena karunia Allah Ta'ala.

6. Nikah

Dengan menikah hati kita terasa lebih tentram, dengan menikah emosi kita bisa lebih terkontrol, dengan menikah kita lebih bisa menjaga pandangan, dengan menikah dapat mengurangi maksiat yang kita lakukan sekaligus dengan menikah sebagai pintu agar dimudahkannya rizki. Allah berfirman :

“Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. jika mereka miskin Allah akan memampukan (mengayakan) mereka dengan kurnia-Nya. dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (An Nur : 32)

Ini adalah janji Allah kepada hamba-Nya bahwa Dia akan mencukupkan hamba-hamba-Nya yang menikah ikhlas karena ingin menjaga dan menunaikan separuh agamanya. Seorang sahabat mulia Ibnu Mas’ud ketika menafsirkan ayat ini beliau berkata “Raihlah kekayaan di dalam pernikahan”.

Diceritakan oleh Al Khotib Al Baghdadi dari Jabir bahwasannya dia berkata “Ada seorang laki-laki mengeluh kepada Rosulullah mengenai kesusahan yang dia alami, maka beliau memerintahkan lelaki tersebut untuk menikah”.

7. Taqwa

Orang yang membangkang perintah Allah serta melakukan apa yang dilarangNya, dia bukan termasuk orang-orang yang bertaqwa. Orang yang bertaqwa adalah orang yang takut kepada Allah, menaati perintah-Nya, dan menjauhi apa yang dilarang oleh-Nya. Allah berjanji kepada siapa saja dari hamba-Nya yang bertaqwa dengan firman-Nya : “Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka” [At-Thalaq : 2-3]

Karena itu, setiap orang yang menginginkan keleluasaan rizki dan kemakmuran hidup, hendaknya ia menjaga dirinya dari segala dosa. Hendaknya ia menta’ati perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-laranganNya. Juga hendaknya ia menjaga diri dari yang menyebabkannya berhak mendapat siksa, seperti melakukan kemungkaran atau meninggalkan kebaikan.

Tidak ada komentar: