Senin, 12 Januari 2009

BIOGRAFI BNUL JAUZI

Nasabnya:

Nasab beliau kembalinya kepada para ulama dan imam kaum muslimin, yang mereka memiliki kesungguhan, sehingga buah dari kesungguhan mereka adalah manfaat yang amat besar bagi kita. Nasab beliau bermuara pada Abi Bakar Ash-Shidiq, ia berkata kepada anaknya dalam penutup risalahnya" wahai anakku sayang ketahuilah sesungguhnya kita adalah anak keturunan sahabat mulia Abu Bakar Ash-Shidiq". Demikianlah sehingga nama beliau adalah: Abdurrahman bin 'Ali bin Muhammad bin 'Ali bin 'Ubaidillah bin Abudullah Hamaadi bin Ahmad bin Muhammad bin Ja'far Al-Jauzi, beliau adalah orang yang besuku Quraisy Taimi, bakri Baghadadi Hambali. Adapun penisbatan beliau terkenal kepada Al-Jauzi, telah dijelaskan dalam kitab Miratuz Zaman: dikatakan bahwa penisbatan tersebut kepada orang-orang tua yang lelah lanjut usia. Yang sering disebut dengan nama: jauzah. Al-Jauhari berkata" bagian dari sungai adalah lubang yang terdapat disungai tersebut yang digunakan untuk mengambil air, dan bagian dari laut adalah pelabuhan kapal. Dan dikatakan' bahwa penisbatan tersebut adalah kepada buah pala yang terdapat di rumah beliau.

Nama lain beliau:

Baliau memiliki gelar Abu Farj, Abu Fadhail, dan gelar beliau adalah: Jamaluddin Al-Hafidz, beliau seorang yang hafid pada masanya, dan seorang imam dalam bidang hadits, dan ahli dalam memberi nasehat. Ibnu Jubair sendirilah menyebutkan nama beliau Abu Fadhail dalam kitab Rihlah beliau halaman 159. Dan dinukil oleh Burukilman dalam kitab Dairah Al-ma'arif Al-Islamiyah.

Kelahirannya

Ibnu Jauzi lahir di Baghdad bertepatan pada jalan habib sekitar tahun 510 H. ayahnya meninggal dunia setelah kelahiran beliau selama 3 tahun, lalu ia di asuh oleh bibinya yang shalih. Adalah keluarga beliau pedagang di Nuhas. Ketika keluarganya meliahat ia sudah besar, mereka membawanya kepada pamannya Syaikh Muhammad bin Nashir Al-Hafidz, agar beliau menimba ilmu darinya, sehingga beliau hafal Al-Quran. Beliau membaca hadits mulia, belajar fiqih, ilmu nahwu, ilmu Qira'at, menghafal nasehat beliau menimba ilmu-ilmu ini dari para ulama besa zamanya. Ibnu Jauzi sangat pakar dalam bidang nasehat menasehati, ilmu naqad, hadits, 'ilal sehingga menyaingi ulama zamanya.

Para Guru Beliau

Jumlah syaikh beliau sampai kepada jumlah: 80 orang, yang terkenal diantara mereka adalah: Ibnu Nashir beliau adalah: Muhammad bin Nashir bin Muhammad bin 'Ali bin 'Umar, Ibnu Zaghwani dan Abu Manshur Al-Juwailiqi.

Adalah majlis beliau berada di universitas Manshur, di istan dan dibatu-batu yang tersusun rapi. Ibnu Katsir berkata" yang mendatangi majlis beliau terdiri dari para khalifah, para mentri, para raja, para pemimpin, para ulama, orang-orang faqir dan berbagai macam jenis orang dari bani Adam. Jumlah minimal yang menghadiri majlis beliau adalah 10 rubu orang, dan kadang-kadang pula mencapai 100 ribu orang atau lebih dari itu. [1]

Sabath bin Jauzi berkata[2] " Allah telah mengaruniakan beliau hati yang penerima, dan wibawa yang tinggi. Dalam kitab yang sama dinukil dari Ibnu Dubaisyi" beliau adalah orang yang paling baik ucapannya, dan syairnya paling mengena, dan orang yang paling halus lisanya dan orang yang paling bagus dalam menjelaskan sebauh perkara. Ibnu Jubair berkata[3]” ibnu Jauzi adalah pemimpinnya madzhab hambali, beliau memiliki kekhusussan dalam penguasaan ilmu secara bertahap, imam jama'ah, dan penunggang kuda yang lincah dalam memberikan nasehat, beliau dikenal orang yang menguasai ilmu balaghah dan bara'ah.

Imam Ibnu Katsir menyebutkan[4]" adalah Ibnu Jauzi sendiri saja yang memiliki keunikan dalam memberi nasehat, yang mana sebelum beliau tidak ada seperti beliau. Begitupula dalam metode penyampaian, gaya penyampaian dan kefashihan bahasa, balaghah dan dalam menggambarkan perkara yang ghaib menjadi perkara yang terindra, dengan menggunakan ungkapan yang istimewa dan capat dipahami, pengetahuan yang terkumpul di dalamnya makna yang sangat dalam dengan menggunakan kalimat yang mudah dipahami" .

Beliau meniggal dunia: pada malam Jum'at 12 dari bulan Ramadhan tahun 597 H, bertepatan di Baghdad dan dikuburkan di depan pintu Harb.

Menasehati Si Buah Hati

Segala puji bagi sang pencipta nenek moyang bani Adam dari tahah, dan menciptakan keturunannya dari tanah dan tulang rusuk Adam. Allah telah menjadikan kabilah terdiri dari kerabat dan keturunan. Allah telah memberikanku kerunia ilmu, pengetahuan yang benar. Dan Allah telah mendidikku dengan pendidikan yang paling baik, serta menjagaku diwaktu aku dewasa. Allahpun mengaruniakan kepadaku keturunan, yang aku mengharapkan dengan adanya keturunan mendapatkan pahala yang besar dari sisi Allah, Allah berfirman

Ya Tuhanku, jadikanlah Aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.Ya Tuhan kami, beri ampunlah Aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)". ( Surat Ibrahim: 40-41 ). Amma Ba'du: sungguh aku telah mengetahui mulianya pernikahan dan melestarikan anak dan mengkatamkan Al-Quran (penjelasan Ibnu Jauzi). Aku memohon kepada Allah supaya dikaruniai 10 orang anak, Ia pun memberikan nikmat tersebut. Lima orang lelaki dan lima orang lagi wanita. Lalu anak wanitaku meniggal 2 orang dan anak lelakiku 4 orang. Yang tinggal dari anak lelakiku adalah Abu Qashim. Aku memohon kepada Allah agar menjadikan anak lelakiku anak yang shalih sebagai penggantiku kelak, dan memberikan kesempatan kepadanya untuk mencapai keberhasilan didunia ini. Aku mendapatkan anakku Abu Qashim, ia lambat dalam menuntut ilmu, maka oleh sebab itu aku menulis surat ini untuknya, aku mengajak dan menggerakkannya agar menapakki jalan yang telah aku lalui dalam menuntut ilmu, aku menunjukkinya agar berlindung kepada Allah, sebaimana yang aku ketahui bahwa tidak akan merasa hina orang yang berjalan sebagaimana yang Allah kehendaki, tidak ada yang menunjuki siapa yang telah tersesat, namun Allah telah berfirman:

Oleh sebab itu berikanlah peringatan Karena peringatan itu bermanfaat (surat Al-A'la: 10) tidak ada daya dan upaya kecuali dari Allah yang maha agung lagi maha tinggi.

Bani Adam Istimewa Kerena Mereka Memiliki Akal

Ketahuilah wahai anakku sayang,- semoga Allah memberkatimu dijalan yang benar- bahwasanya anak Adam itu tidak akan istimewa dengan akalnya kecuali ia menggunakan akalnya untuk menelusuri tuntutan-tuntutan akal, maka oleh karena itu gunakanlah akalmu dengan baik, dan gunakanlah fikiranmu, serta jagalah jiwamu. Engkau mengetahui dari dalil yang ada bahwa engkau adalah makhluk Allah yang diberi tanggung jawab dan tugas.Telah diwajibkan kepadamu perintah Allah hendaklah engkau melaksanakannya. Ketahuilah bahwa dua malaikat senantiasa menjaga/mengawasi ucapan dan penglihatanmu. Sungguh ruh yang masih hidup berjalan munuju ajalnya dan masa tinggal di dunia ini hanyalah sementara saja, sedangkan penjara di liang lahat sangat lama. Orang yang mengikuti hawa nafsu akan mendapatkan siksa yang pedih lagi buruk. Maka dimanakah letak kelezatan yang engkau peroleh dahulunya? Sekarang yang tinggal hanyalah pentesalan. Dan dimanakah syahwat yang engkau ikuti dulu? Berapa banyak orang pada saat ini menundukkan kepalanya dan kakinya tergelincir. Sungguh tidak ada kebahagian kecuali dengan mengekang hawa nafsu. Dan tidak ada kebinasaan kecauli kerena mementingkan urusan dunia. Maka ambilah olehmu wahai anakku, palajaran dari para raja-raja, dan orang-orang yang hidup zuhud dahulu, dimanakah kelezatan mereka sekarang ini? Dan manakah usaha mereka? Yang tersisa hanyalah pahala yang banyak, dan dzikir yang khusyu' bagi orang-orang shalih. Dan ungkapan yang buruk dan adzab yang pedihlah bagi orang yang bermaksiat. Beleha-leha akan mewariskan penyesalan, dan tidak akan beruntung serta mendapatkan kelezatan. Perhatikanlah dan bersusah payahlah kamu wahai anakku sayang. Ketahuilah bahwa menunaikan kewajiban dan menjauhi larangan Allah adalah wajib, maka bagi mereka yang menentang perintah dan larangan Allah baginya neraka....baginy nereka.

Dan ketahui pula bahwa mencari keutamaan adalah tujuan utama dari para mujtahid. Keutamaan itupun bertingkat-tingkat. Ada sebagian orang yang memandang zuhud adalah keutamaan, sebagian yang lain berpandangan bahwa sibuk ibadah adalah keutamaan. Pada hakekatnya keutamaan tidak akan sempurna kecuali dengan adanya ilmu dan amal. Apabila dua perkara ini terpenuhi, maka ia akan menjadikan pemiliknya paham hekakat sang Khaliq, dan menggerakkannya menuju kecintaan, khasyah, dan rindu kepada Allah, itulah sebenarnya tujuan yang akan dicapai. Orang yang memiliki azam yang kuat akan mencapainya. Tapi ingatlah bahwa tidaklah setiap orang yang menginginkan sesuatu ia akan mendapatkanya, dan tidaklah setiap orang yang mencari sesuatu iapun akan mendapatkannya. Yang penting bagi seorang hamba adalah usaha, dan setiap perkara yang mudah telah ditentukan bagi mereka. Allahlah tempat meminta pertolongan.

Mengetahui Allah Dengan Dalil

Pertama sekali yang seyogyanya diperhatikan adalah: mengetahui Allah dengan dalil. Sudah diketahui bagi orang yang melihat langit, langit itu tinggi, dan bumi itu tempat berpijak. Dalil penguat sangat jelas tentang Allah terdapat pada jasad manusia itu sendiri. Ketahulah bahwa suatu yang dibuat pasti ada yang membuatnya, sebagaimana bagunan pasti ada yang membangunya. Kemudian perhatikanlah dalil kebenaran risalah Rasulullah, dalil yang paling kuat adalah Al-Quran, yang mana Al-Quran telah menantang manusia untuk membuat satu surat saja yang sama persis sepertinya. Apabila keyakinan tentang Allah dan kebenaran Rasulullah telah kokoh pada dirinya, maka ia wajib menyerah sepenuhnya/tunduk kepada Syari'at Allah. Namun jika ia tidak tunduk kepada syari'at, ini menunjukkan bahwa ada kecacatan/kesalahan dalam keyakinanya (aqidahnya). Kemudian ia wajib mengetahui perkara wudhu', shalat, zakat jika ia memiliki harta, haji dan kewajiban lainnya. Apabila ia telah mengetahui kewajiban, hendaklah ia melaksanakannya.

Sudah seyagyanya bagi mereka yang memiliki cita-cita yang tinggi berusaha mencapai keutamaan, sibuk dengan menghafal Al-Quran dan Hadits Rasulullah. Dan mengetahui sejarah hidup Rasulullah, para sahabat, dan para ulama setelah mereka. Agar ia menjadi orang yang lebih maju lagi dari sebelumnya. Wajib juga baginya mengetahui ilmu yang menghidupkan lisannya, baik itu ilmu nahwu dan mengetahui materi-materi mahasa lainnya.

Ilmu fiqih adalah dasar dari segala ilmu yang ada, mengingat merupakan kelezatan dan memberikan banyak manfaat, aku telah mengurutkan beberapa karangan yang semuanya cukup bagimu dalam mendalami ilmu dien dari karangan-karangan terdahulu atau yang lainya, dengan memuji Allah dan menyebut-nyebut karunia-Nya. Aku harapkan engkau menela'ah kitab-kitab dan memiliki semangat mengarang. Tidaklah semangat itu mengendor/mengecil kecuali akan menyebabkan kehinaan belaka. Maka jikala semangat meninggi, janganlah engkau merasa cukup dengannya.

Engkau telah mengetahui dengan dalil bahwa semangat lahir bersama lahirnya anak bani Adam, hanyasanya pada waktu-waktu tertentu semangat ini mengondor, namun bila semangat ini bangkit ia pun akan berjalan seperti biasanya. Wahai anakku sayang, bilamana engkau mendapatkan dirimu lemah, maka mintalah kepada pemberi nikmat kekuatan, atau malas maka berlindunglah kepada Allah, sehingga Allah memberkatimul. Sungguh engkau tidak akan mendapatkan kebaikkan sedikitpun kecuali dengan keta'atan kepada Allah, begitupula tidaklah kebaikkan itu luput darimu kecauli karena maksiat kepada Allah. Maka adakah orang yang berjalan menuju Allah, ia tidak mendapatkan apa yang ia inginkan?, Dan adakah yang menentang/menolak perintah Allah, ia akan mendapatkan manfaat. Adakah orang yang dihormati dengan tujuan-tujuan yang ia miliki? Tidakkah engkau mendengar sebaut syair:

و الله ما جئتكم زائر إلا وجدت الأرض تطوى لى

و لا ثنيت العزم عن بابكم إلا تعثرت بأذيالى

Muhasabah Diri Dengan Mengingat Hukum Allah

Wahai anakku sayang, perhatikanlah dirimu dimana posisimu dengan hukum-hukum Allah dan bagaimana engkau menjaganya. Ketahuilah bahwasanya orang yang menjaga hukum-hukum Alllah, Allah akan menjaganya, dan barangsiapa yang meremehkan hukum-hukum Allah, maka Allah akan meninggalkannya/membiarkannya. Aku akan menyebutkan beberapa keadaanku kepamu, semoga dengannya engkau memperhatikan kesungguhanku dan berjalan sesuai jalan yang telah aku tapaki. Kebanyakkan nikmat yang aku dapatkan, bukanlah atas usaha yang telah aku kerjakan, hanyasanya ia atas dasar aturan sang khaliq terhadapku. Aku ingat akan diriku dulu, yang mana aku memiliki semangat yang tinggi, aku berada di maktab Muhammad bin Nashir selama 6 tahun, temanku adalah anak-anak kecil yang dewasa, Allah telah mengaruniaiku akal yang cerdas sejak kecil yang melebihi akal para masyayikh, sedikitpun aku tidak ingat, bahwa aku pernah bermain bersama anak-anak dijalanan, begitupula aku tidak pernah tertawa terbahak-bahak.

Hingga aku berumur 7 tahun, akau telah mendatangi majlis-majlis ilmu. tidak pernah aku menghadiri tempat bermain sulap, bahkan aku mempelajari ilmu dengan cara berdialog. Aku berdiskusi tentang sejarah. Setelah itu aku menghafal setiap apa yang aku dengar dan dirumah akupun menulisnya. Syaikh kami Abu Fadl bin Nashir Rahimahullah telah memberkatiku, beliau membawaku kehadapan para masyayikh dan beliaupun mengajari aku kitab musnad dan kitab-kitab induk lainya. Aku tidak tahu apa yang beliau inginkan dari diriku. Beliau menguatkan hafalanku, sehingga aku sangat hafal setiap apa yang aku dengar, kebiasaan menghafal seringkali aku lakukan, sampai beliau menemui ajalnya. Aku telah mendapatkan dari beliau ilmu hadits dan naqad. Adalah anak-anak pada saat itu sering bermain di sungai dijlah dan bersenang-senang di atas jembatan. Adapun aku pada masa kecil banyak mengambil bagian, membatasi dalam bergaul dan aku sibuk dengan ilmu.

Allah telah mengilhamkan kepadaku zuhud, sehingga aku dapat berpuasa berturut-turut. Aku mebiasakan diri dengan makanan yang sedikit, dan membiasakan diri untuk bersabar serta sedikit tidur pada malam hari. Tidaklah aku merasa puas dengan satu bidang ilmu saja, namun aku mempelajari fiqih, nasehat, hadits, mengikuti orang-orang zuhud kemudian aku mempelajari ilmu bahasa. Tidak seorang perawi dan penasehat aku tinggalkan bahkan orang yang asing sekalipun bagiku yang datang mengajarkan ilmu. Aku memilah-milih keutamaaan, sikapkau apabila dihadapkan kepadaku dua perkara, kebanyakan aku mengedepankan kebenaran.

Allah telah mengatur dan medidiku dengan baik, dan mengarahkan aku kepada maslahat dan mecegah dariku permusuhan, hasad dan orang-orang yang berbuat tipu muslihat terhadapku, Dia telah menghidangkan peluang untuk menuntut ilmu bagiku, dan menunjukiku kitab-kitab yang tak dapat aku menghitung berapa jumlahnya. Allah telah memberikan aku pamahaman, cepat menulis dan hasil karangan yang memuaskan. Dan Allah tidak menyulitkan urusan dunia bagi diriku, bahkah Ia memeberi kelapangan rizki yang cukup bahkan lebih. Dia telah menancapkan sifat qubul dalam hati orang yang menghadiri majlsku melebihi yang semestinya, dan menjadikan perkataanku menghujam di jiwa mereka, sehingga mereka tidak merasa ragu tentang kebenaran ilmu yang aku sampaikan. Telah masuk islam ditanganku ini 100 ahli dzimmi. Telah bertaubat 100 ribu orang di dalam majlisku dan telah hilang kebodohan dari orang tua sebanyak 20 ribu orang.

Aku telah melakukan perjalanan dalam rangka bertemu para masyayikh guna mendengarkan hadits. Aku telah manahan jiwaku dari bermusuh-musuhan agar tidak dikalahkan oleh orang lain. Adalah aku pada pagi hari tidak memiliki sesuap nasipun yang dapat dimakan, begitupula pada soreharinya. Namun Allah sama sekali tidak pernah menghinakan aku dihadapan makhluk-Nya, tetapi Allah memberikan kelapangan rizki guna menjaga kehormatanku. Jika sekiranya seruluh perjalanan hidupku aku ungkapkan maka akan membutuhkan penjelasan yang panjang. Wahai anakku sayang, engkau telah melihat keadaan bapakmu ini, aku telah mengumpulkannya untukmu dalam satu kata yaitu firman Allah,

Dan bertakwalah kepada Allah; niscaya Allah akan mengajarimu (Al-Baqarah: 282)

Memperhatikan Diri Dan Menyesali Apa-Apa Yang Telah Berlalu

Perhatikanlah wahai anakku sayang akan dirimu, menyesalah terhadapa waktu yang telah engkau sia-siakan. Bersugguh-sungguhlah meraih/mewujudkan kesempurnaan selagi engkau diberi kesempatan. Berikanlah bagian dari jiwamu yaitu ilmu dan ketaqwaan, setiap kali engkau belajar dan menghafal, sebelum datang kepadamu waktu dimana engkau tidak dapat belajar menambah ilmu dan menghafal. Ingatlah waktu-waktu yang telah engkau sia-siakan cukuplah ia menjadi pelajaran bagimu. Nikmat malas akan hilang dan keutamaan akan engkau dapatkan. Adalah para shalaf Rahimahullah suka mengumpulkan keutamaan dan menangis ketika kehilangan salah satu saja dari keutamaan.

Ibrahim bin Adam berkata" kami mengunjungi seorang ahli ibadah yang sedang sakit, adalah ia melihat didua kakinya seraya menangis, lalu kami bertanya: apa gerangan yang membuatmu menangis? Ia menjawab: kedua kaki ini tidak pernah berdebu dijalan Allah sekalipun. Tiba-tiba ada yang menangis lagi, lalu ditannyakan: apa gerangan yang membuatmu menangis? Ia menjawab" aku melalui hari-hari tanpa berpuasa, dan melalui malam yang pergi begitu saja tanpa aku shalat berdiri menghadap Rabb."

Ketahuilah wahai anakku sayang, bahwa hari-hari yang ada terdiri dari waktu, dan waktu yang ada terdiri dari nafas,dan setiap nafas yang keluar adalah tabungan amal. Janganlah satu nafas saja berlalu tanpa memiliki makna. Lalu bagaimana jika engkau pada hari kiamat kelak melihat tabungan amalanmu kosong, maka kamu akan menyesal.

Telah berkata seseorang kepada A'mir bin 'Abdi Qais: tahanlah lisanmu? Lalu ia berkata kepadanya: tahanlah olehmu matahari. Ada satu kaum duduk bermajlis bersama Ma'ruf Rahimahullah beliau berkata" tidakkah kalian mau beramal? Ketahuilah bahwa pemilik matahari ini akan senantiasa mengedarkannya. Di dalam hadits disebutkan,

" من قال سبحان الله العظيم و بحمده غرست له بها نخلة فى الجنة"

Barangsiapa mengucapkan subhanallahal 'Adhim wa bihamdihi maka akan ditamamkan baginya satu pohon kurma di dalam surga". Lihatlah berapa banyak orang yang telah menyia-nyiakan waktu berapa banyak ia tidak mendapatkan pohon kurma disurga.

Para salaf sangat pelit terhadap waktu, adalah Kahmas rahimahullah mengakhatamkan Al-Quran sehari semalam sebanyak 3 kali, dan 40 orang dari salaf shalat subuh dengan menggunakan wudhu' shalat isya'. Rabi'ah Al-'Adawiyah menghidupkan malam sepenuhnya, lalu apabila fajar telah muncul ia tidur sebentar, kemudian ia bengun dalam keadaan takut seraya berkata pada dirinya " wahai jiwaku, ketahuialh bahwa tidur di liang lahat amat lama".

Bertafakur Di Dunia

Barangsiapa bertafakur lama didunai sebelum ia mendapatkan ide, maka apabila ia bertafakur lama setelah mendapatkan ide, niscaya ia akan mengetahi bahwa istirahat di liang lahat sangat lama, bila memikirkan tentang hari kiamat, ia akan mengetahui bahwa ia akan menunggu selama 50 tahun, bila ia memikirkan berapalama tinggal di surga dan neraka, maka ia akan mengetahui tidak ada batasan waktu.

Jika ia kembali mengulangi tafakurnya tentang berapa lama ia tinggal di dunia, katakanlah misalnya 60 tahun, dari umur 60 puluh tersebut 30 tahun digunakan untuk tidur, yang mana semasa bayi 15 tahun digunakan untuk tidur. Bila ia menghitung sisa umurnya 30 tahun lagi, ia akan mendapatkan bahwa sisa umur itu penuh dengan syahwat, makan, dan usaha. Maka jika diringkas yang digunakan untuk akhiratpun dipenuhi dengan riya', dan lalai. Wahai anakku sayang, lalu dengan apalagi engkau membeli kehidupan yang abadi, apakah dengan harga waktu yang ada ini.

Jangan Berputus Asa

Wahai anakku sayang, janganlah engkau berputus asa terhadap kebaikan yang telah berlalu darimu. Kerena berapa banyak orang terbangun sadar dari tidurnya yang panjang.

Syaikh Abu Hukaim telah bercerta kepadaku dari seorang punghulunya para qadhi Syaikh Abi Hasan Ad-Damighani rahimhullah, beliau berkata" pada masa jahiliyahku dulu aku sibuk dalam pengangguran tanpa menoleh sedikitpun terhdap ilmu. Bapakku Abu Abdullah mendatangiku, seraya berkata" wahai anakku sayang, apakah kamu akan seperti ini terus menerus, ambillah dua pulah dinar ini, carilah tempat belajar dan usaha, aku berkata " apa maksud perkataan bapak ini? Bapaknya berkata" bukaklah olehmu sebuah toko kain. Aku berkata" bagaimana bapak berkata demikian kepadaku, padahal aku anak dari seorang qadhi Abdullah Ad-Dhamighani? Bapaknya berkata" aku tidak pernah sama sekalipun melihatmu menuntut ilmu, aku berkata" wahai bapakku, ingatkanlah aku akan ilmu barang sekejap saja, lalu bapakku mengingatkannya. Sehingga sejak itu aku sibuk menuntut ilmu dan aku bersungguh-sungguh, Allahpun pintu kemudahan bagiku.

Telah bercerita kepadaku sebagian kawan Abi Muhammad Al-Halwani rahimahullah, beliau berkata" bapakku telah meniggal dunia ketika aku berumur 21 tahun, saat itu masih dalam keadaan jahiliyah. Lalu aku mendatangi rumah seorang qadhi sebagian penduduk yang sekarang diwariskan kepadaku, aku mendengar mereka berkata" seorang pengawas telah datang (pengawal). Lantas aku berkata kepada diriku sendiri" mengapa aku dikatakan orang seperti ini? kemudian aku berkunjung kerumah ibu dan aku berkata" wahai ibu jika engkau mau mencariku, carilah aku di masjid Syaikh Abi Khathab. Aku bermulazamah dengannya, aku tidak keluar dari masjid tesebut kecuali setelah aku menjadi seorang qadhi, aku menjadi Qadhi untuk sementara waktu. Aku (Ibnu Jauzi) melihatnya berfatwa dan berkhutbah dikhalayak ramai.

Maka oleh karena itu biasakanlah dirimu wahai anakku sayang, bertafakur pada waktu terbit fajar, janganlah engkau membicarakan dunia pada waktu itu. Adalah para salaf shalih rahimahullah mereka tidak membicarakan satupun dari urusan dunia pada wakut fajar.

Bacalah olehmu ketikan bangunmu,

" الحمد لله الذى أحيانى بعد ما أماتنى و إليه النشور الحمد لله الذى يمسك السماء أن تقع على الأرض بإذنه إن الله لرؤوف رحيم"

Lalu bangkitlah berwudhu' dan shalat fajarlah. Keluarlah menuju masjid dengan hati khusyu'. Bacalah dalam perjalananmu,

" اللهم إنى أسألك بحق السائلين عليك و بحق ممشاي هذا, إنى لم أخرج أشرا و لا بطرا و لا سمعة, خرجت اتقاء سخطك, و ابتغاء مرضاتك, أسألك أن تجيرنى من النار, و أن تغفر لى ذنوبى, إنه لا يغفر الذنوب إلا أنت"

Ambilah posisi kanan imam dalam shalat, apabila engkau selesai shalat maka bacalah,

" لا إله إلا الله و حده لا شريك له, له الملك و له الحمد, يحيى و يميت, بيده الخير و هو على كل شيء قدير"

Sebanyak sepuluh kali, dan bertashbih, bertahmid dan bertakbirlah 10 kali lalu bacalah ayat kursi. Memohonlah kepada Allah supaya shalatmu diterima, jika semua sudah selesai, maka duduklah mengingat Allah sampai matahari terbit meniggi, kemudian shalat semampumu, jika engkau mampu 8 raka'at itu lebih baik.

Melaksanakan Shalat Setelah Belajar

Jika engkau mengulangi pelajaranmu sampai waktu dhuha, maka shalatlah terlebih dahulu 8 raka'at. Kemudian sibuklah dengan menela'ah dan naskh hingga tiba waktu ashar. Setelah ashar ulangilah pelajaranmu hingga tiba waktu maghrib, setelah maghrib shalatlah dua raka'at. Apabila kamu selesai dari shalat isya', kembalilah engkau kepada pelajaranmu, kemudian apabila hendak tidur berbaringlah kesebelah kananmu. Bertashbih, bertahmid dan bertakbirlah sebanyak 33 kali. Dan bacalah do'a,

" اللهم قنى عذابك يوم تجمع عبادك"

Apabila engkau membuka kedua bola matamu dari tidur, katahuilah jiwa ini telah mendapatkan bagiannya, maka bangunlah untuk berwudhu' dan shalatlah pada kegelapan malam semampunya, bukalah shalatmu dengan dua raka'at ringan, kemudian lanjuti dua raka'at setelahnya dengan membaca dua juz dari Al-Quran. Kemudian ulangilah pelajaranmu, karena imlu itu lebih utama daripada shalat nafilah.

Menyendiri Dari Keramaian

Hendaklah engkau menyendiri dari keramaian, karena itu merupakan sumber kebaikan, dan hati-hatilah terhadap teman yang buruk, jadikanlah buku sebagai temanmu. Lihatlah sejarah para salaf, janganlah engkau sibuk dengan ilmu kecuali engkau memahami palajaran sebelumnya. Ulangi terus menerus cerita orang-orang yang mencapai kesempurnaan ilmu dan amal. Janganlah engkau meresa puas dengan yang sedikit. Seorang syai'r telah berkata,

و لم أر فى عيوب الناس شيأ نقص القادرين على التمام

Ketahuilah bawah ilmu itu mengangkat kita dari kehinaan, banyak bukti nyata dari para ulama yang tak dapat disebutkan dan digambarkan. Sebagai contoh : adalah A'tha' bin Abi Rabah bekulit hitam dan perawakannya acak-acakan, lalu datang kepadanya Sulaiman bin Abdul Malik (beliau seorang khalifah) bersama anaknya, mereka duduk dihadapan A'tha', dalam rangka bertannya tentang manasik haji, A'tah' pun menjelaskan kepad mereka dengan berhadap-hadapan, sang khalifah berkata kepada anaknya" bangunlah dan jangan sombong dan malas untuk menuntut ilmu, sungguh aku telah lupa bahwa telah merasa hina dihadapan orang berkulit hitam ini. Adalah Hasan seorang budak, Ibnu Sirin dan Mukhuul yang contoh-contoh lainya masih banyak. Hanyasanya mereka mulia dengan ilmu dan taqwa.

Menjaga Kehormatan

Wahai anakku sayang, bersungguh-sungguhlah dalam menjaga kehormatanmu dari iming-iming dunia dan ahli dunia. Hidupalah dengan qana'ah niscaya engkau akan mulia. Telah dikatakan: barangsiapa yang ia qana'ah dengan roti dan sayur-mayur, maka tak seorangpun akan menjadikannya seorang hamba. Ada seorang Arab badui berjalan melewati kota Bashrah, ia berkata" siapakah tuan dari kota ini? dikatakan kepadanya" tuan daripada kota ini adalah Hasan Al-Bashri. Ia berkata" apa gerangan yang membuat ia berkausa? Mereka menjawab" karena ia selalu merasa cukup dengan dunia dengan dunia yang kami dapatkan, dan merasa kurang denga ilmu yang ia miliki." Ketahuilah wahai anakku sayang, kekekmu adalah orang kaya, ia telah meninggalkan 1000 kekayaan, namun ketika aku berusia baligh ia memberikan kepadaku 20 dinar dan dua rumah. Mereka (keluarga) berkata kepadaku" semua warisan ini milikmu, ambillah uang dinar ini, lalu belikanlah kitab. Aku menjual dua rumah tersebut dan uangnya aku gunakan untuk menuntut ilmu. Sehingga harta tersebut tak tersisa sedikitpun. Ayahmu ini tidak pernah merasa hina sedikitpun didalam mununtut ilmu. Tidaklah ayahmu ini keluar berkeliling kota meminta-mintah rizki sebagaimana yang dilakukan orang lain. Dan tidak pernah pula aku menulis surat guna meminta sesuatu dari orang lain. Semua urusan berjalan dengan lancar. 4

Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. (surat At-thalaq: 2-3)

Hakekat Ketaqwaan

Wahai anakku sayang, ketika taqwa terasa nikmat olehmu, maka engkau akan mendapatkan setiap kebaikan, orang yang bertaqwa menyembunyikan ketakwaan dan menjahui hal-hal yang dapat menodai agamanya. Barangsiapa yang menjaga syari'at Allah, maka Allah akan menjaganya. Rasulullah bersabda,

" احفظ الله يحفظك احفظ الله تجده أمامك"

Ketahuialah wahai anakku sayang, bahwa Nabi Yunus as. Allah menyelamatkannya dari kesulitan, karena ia memiliki tabungan kebaikan. Allah berfirman:

" فلولا أنه كان من المسبحين للبث فى بطنه إلى يوم يبعثون"

Adapun Fir'aun ia tidak memiliki tabugan kebaikan sama sekali, sehingga ia tidak diselamatkan Allah dari kesulitan. Dikatakan kepada Fir'aun,

" ألأن وقد عصيت قبل"

Maka jadikanlah taqwa sebagai tabungan kebaikanmu, engkau akan mendapatkan pengaruh dari ketakwaan.

Dalam hadits telah disinyalir,

" ما من شباب اتقى الله فى شبابه إلا رفعه الله فى كبره"

Allah berfirman,

" ولما بعغ أشده أتيناه حكما و علما, و كذالك نجزى المحسنين"

" إنه من يتق و يبصر فأن لا يضيع أجر المحسنين"

Ketahuilah bahwasanya tabungan yang memuaskan adalah: menahan pandangan dari melihat yang haram, menahan lisan dari banyak berbicara, dan memperhatikan hukum-hukum Allah, lebih mementingkan haq Allah dari hawa nafsu. Engkau sudah membaca dan mengetahui kisah 3 orang yang mereka terkurung di dalam sebuah gua. Lalu salah saorang berkata" ya Allah, sungguh aku memiliki kedua orang tua dan anak, adalah aku mentingkan kedua orang tuaku, sebelum anak-anak aku beriminum susu, orang tau lebih aku kedepankan. Jika sekiranya amalan kebajikan ini ikhlas disisiMu, maka bukalah pintu gau ini bagi kami. Lalu bergeserlah sepertiga pintu gua tersebut. Yang lain juga berkata" ya Allah aku telah memberi gaji seseorang namun ia tidak mengambilnya. Gaji yang ia miliki aku kembangkan dengan membelikan sapi, sehingga sapi tersebut menjadi banyak. Lalu pada suatu hari ia datang kepadaku menagih gaji yang dulu seraya ia berkata" apakah kamu tidak takut kepada Allah, tidak memberikan upah gajiku? Aku menjawab" pergilah ambilah sapi-sapi itu dan pengembalanya, karena itu adalah upahmu dulu. Ya Allah jika kiranya amalan ini ikhlas disisi Engkau, maka bukakakanlah bagi kami pintu gua ini. maka terbukalah sepetiga dari pintu gua. Orang ketiga berkata" ya Allah, aku mengasuh anak pamanku, ketika aku berkeinginan untuk menyetuhuhinya, serta merta ia berkata" takutlah kepada Allah, janganlah engkau mengambil keperawananku ini, kecuali dengan jalan yang dibenarkan. Akupun meningalkannya. Jika sekiranya kebajikan ini bernilai ikhlas disisi Engkau maka bukakanlah bagi kami pintu gua ini. lalu terbuklah seluruh pintu gua, merekapun kelaur.

Adalah Sufyan Ats-Tsauri bermimpi, dalam mimpinya dikatakan kepadanya" apa yang Allah perbuat terhadapmu? Beliau menjawab" tidaklah aku kecuali menjaga hukum Allah, ketika berada disisi Allah. Lalu aku masuk, ada yang memanggil-manggil namaku" Sufyan". Aku menjawab" ya aku sufyan. Orang itu berkata" ingatlah bukankah suatu hari engkau menahan hawa nafsumu kerena Allah? Aku (Sufyan) ya, Lalu aku diberi batu api yang bertebaran dari surga.

Cita-Cita Yang Tinggi Mendapatkan Kesempurnaan

Gantungkanalh cita-catamu untuk mencapai kesempurnaan. Kerena ada sebagian orang yang hanya ingin mencapai derajat zuhud, dan sebagian lain sibuk dengan ilmu, dan jarang sekali terkumpul pada diri mereka ilmu dan amal yang sempurna.

Ketahuilah aku telah bersalaman dengan para tabi'in dan orang setelah mereka, dan aku tidak mendapatkan orang yang sempurna lagi dihormati diantara mereka, kecuali dari empat orang: Sa'id bin Musayab, Hasan Al-Bashri, Sufyan Ats-Tsauri dan Ahmad bin Hambal rahimahumullah, mereka telah menjadi rijal. Hanyasanya ada juga diantara mereka yang semangatnya lebih rendah dari kita. Banyak contoh nyata dari kalangan salah bahwa mereka memiliki semangat yang tinggi. Manakala engkau ingin melihat keadaan mereka, maka lihatlah dalam kitab " shafwatus shafwah" , jika engkau mau pelajarilah kisah Sa'id, Hasan, Sufyan dan Ahamad, dan aku telah menyumpulkan kisah mereka dalam satu buku.

Mengingatkan Anak Dengan Karangan-Karangan Bapaknya

Wahai anakku sayang, engkau telah tahu bahwa bapakmu ini telah mengarang 100 buku, diantaranya: tafsir Al-Kabir 20 jilid, tarikh 20 jilid, tahdzibul musnad 20 jilid, dan sisa kitab yang lain baik kitab besar maupun kecil sekitar 5 jilid. Ada juga yang dua, tiga, empat jilad atau lebih dan kurang dari itu. Aku anggap engkau sudah merasa cukup dengan karangan-karangan ini dari pada meminjam buku dan mengarang buku lainnya. Hendaklah engkau mengahafal, kerena menghafal adalah modal seorang pedagang dan usaha untuk mendapatkan keuntungan. Bersikap jujurlah engkau pada dua keadaan, dalam berlindung kepada Allah dan menjaga hukum-hukum Allah. Allah berfirman,

Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Ia akan meneguhkan kedudukanmu. (surat Muhammad: 7)

" فاذكرونى أذكركم"

" ingatlah kepadaku niscaya Aku pun ingat kalian".

" و أوفوا بعهدى أوف بعهدكم"

" penuhilah janji-janji kalain niscaya Aku pun akan memenuhi janjiKu kepada kalian".

Janganlah engkau hanya menuntut ilmu saja tanpa mengamalkanya. Kerena sesungguhnya orang berkecimpung dalam kepemimpinan dan ahli dunia, mereka telah meninggalkan amal dari ilmu, hakekatnya mereka telah menolak barakah dan manfaat dari ilmu tersebut.

Tidak Beribadah Tanpa Berilmu Terlebih Dahulu

Janganlah engkau sibuk dengan amalan yang tidak didasari oleh ilmu. Banyak bukti nyata yang menunjukkan bahwa orang-orang zuhud, tasawuf dahulu mereka tersesat dari jalan kebenaran, kerena beramal tanpa didasari oleh ilmu.

Pakailah olehmu dua pakaian yang cantik : ilmu dan amal, keduanya tidak membuat kamu terkenal dikalangan para pecinta dunia, jikalau keduanya meningkat. Begitupula dikalangan orang-orang yang zuhud jikalau keduanya luput darimu. Intropeksilah dirimu pada setiap pandangan, ucapan, dan langkahmu, karena engkau akan dimintai pertanggungjawabannya kelak. Ukuran engkau telah mengamalkan ilmu adalah orang lain telah mengamalkannya. Maka bila sipenasehat tidak mengamalkan isi nasehatnya, nasehat yang ia sampaikan akan hilang dari hati nuraninya, sebagaimana tercurahnya air dari batu. Janganlah engkau bergerak, berjalan, makan sepotong roti kecuali kamu memperhatikan niat, dan hendaklah engkau mengkaji akhlaq para salafus shalih, niscaya denganya akan tersingkap bagimu segala perkara.

Pengajaran Akhlaq

Hendaklah engkau mendalami kitab " minhajul muriiidiin", sebab buku ini mengajarimu tentang bagaimana berakhlaq mulia. Jadikanlah buku ini teman dudukmu, gurumu. Pelajarilah kitab " shaiyidil khathir" dengannya engkau akan mendapatkan kebaikan din dan duniamu. Hafalkanlah olehmu kitab " jannatun nadhar" , sebab buku itu cukup bagimu untuk menguasai ilmu fiqih. Jika engkau sibuk dengan kitab 'Al-Hadaiq" maka buku itu akan mengajarimu banyak hadits. Jika engkau menoleh pada kitab " Al-Kasyf ", maka engkau mendapati kitab tersebut menyinngkap hal-hal yang rahasia yang terdapat di dalam shahihain bagimu. Janganlan engkau sibuk dengan kitab-kitab tafsir yang dikarang oleh orang-orang 'Ajami. Bukankah kitab Al-Mughni dan Zadul Masiir, cukup menjadi hujjah bagimu dalam bidang tafsir. Adapun apa-apa yang telah aku kumpulkan bagimu kitab-kitab nasehat, kamu tidak amat membutuhkannya, kecuali ini sifatnya hanya tambahan saja.

Berahklaq Baik Terhadap Sesama

Jadilah engkau orang yang paling baik akhlaqnya dalam bermuamalah, dan disertai dengan sikap tegas dalam menyendiri dari mereka. Karena menyendiri adalah istirahat bagimu dari kesalahan dan menjaga kehormatan. Ketahuilah bapakmu ini berharap agar ia tidak pernah dilihat sebagai orang yang berjalan di pasaran dak orang yang penuh tawa. Jika engaku harus bergaul dengan masyarakat maka bergaullah dengan sopan terhadap mereka. Kareka jika engkau telah menyingkap akhlaq mereka maka kamu tidak akan dapat bersabar bersama mereka.

Menunaikan Hak-Hak Setiap Orang

Wahai anakku, berikanlah hak-hak setiap orang, baik itu istir, anak, atau kerabatmu, dan perhatikanlah setiap waktu yang berlalu darimu, janganlah engkau membiarkan waktu itu berlalu kecuali diisi dengan amalan yang mulia jika memungkinkan, janganlah kamu meremehkan dirimu sendiri, dan biasakanlah dirimu melakukan amalan mulia baik itu amalan shalih dan yang lebih baik dari itu. Lalukanlah amalan shalih, yang hal itu akan kamu bawa nantinya ke kotak tempat tinggalmu nanti, dan amalan itu akan membahagiakan dirimu, sebagaimana yang dikatakan penyair:

يا من بدنياه اشتغل و غره طول الأمل

الموت ياتى بغتة و القبر صندوق العمل

Dan perhatikanlah setiap akibat dari tindakanmu, karena hal itu akan memudahkanmu bersabar dari apa-apa yang kamu inginkan dan tinggalkan. Jika engkau mendapatkan dirimu dalam keadaan lalai, maka bawalah ia ke kuburan, ingatkanlah ia akan dekatnya hari pembangkitan. Dan uruslah perkara dirimu, Allah sang Mudabbir dalam masalah infaq tanpa ada terkesan pemborosan. Karena menjaga harta adalah sebagain dari agama. Dan engkau meninggalakn warisan untuk keluargamu itu lebih baik daripada membutuhkan manusia.

Memberikan Semangat Untuk Menuntut Ilmu

Wahai anakku sayang ketahuilah bahwasanya kita adalah keturunan Abu Bakar Ash-Shidiq r.a Dan bapak kita adalah Qasim Muhammad bin Abdurrahman bin Abi Bakar bin Muhammad bin Abi Bakar ra. Yang mana kabar bapak kita terdapat dalam kitab " shafwatush shafwah " orang pendahulu kita sibuk dengan jual beli. Tidak ada seorangpun setelah mereka yang diberikan kerunia memiliki cita-cita yang tinggi dalam menuntut ilmu kecuali aku, dan sekarang urusan aku serahkan kepadamu. Maka bersungguh-sungguhlah kamu wahai anakku, janganlah engkau menyianyakan harapanku kepadamu. Sungguh aku telah menyerahkanmu kepada Allah, dan kepada Allahlah aku memohon agar Dia memberikan petunjuk kepadamu dalam menuntut ilmu dan mengamalkannya. Inilah wasiat yang dapat aku berikan kepadamu, tidak ada daya dan upaya kecuali milik Allah Yang Maha Agung.

الحمد لله مزيد الحمدين و صلى الله على سيدنا محمد و على أله و صحبه و سلم


[1] Didalam kitab Bidayah Wa Nihayah, volume 13 halaman: 28.

[2] Dalam kitab miratuz zaman volume 8 halaman 481.

[3] Dalam kitab rihlah beliau, yang mana ia menghadiri majlis beliua sebanyak dua kali.

[4] Dalam kitab bidayah wa nihayah volume 13 halaman: 28.

Tidak ada komentar: